Penjelasan Cara Penulisan Aksara Lampung
Silakan disimak baik-baik penjelasan di video ini!
Penjelasan Cara Penulisan Aksara Lampung
Isi Videonya :
- Perkenalan induk huruf (Kelabai Sughat) 0:53
- Perkenalan anak surat (Benah sughat) 2:56
- Contoh penulisan aksara menggunakan anak surat dan tanda mati (nengen) 4:34 - 6:53
Tolong diperhatikan dengan baik pada contoh penulisan aksaranya, dari menit ke 4:34 sampai 7:38.
Di menit ke 6:55 sampai 7:17, itu cara penulisan aksara untuk kata "PASAR" nya salah ya, penulisan yang benar ada pada penjelasan menit ke 7:18 sampai 7:38
Nah kalian masih ada banyak salah saat menggunakan tanda mati ini.
Kaidah penulisan anak huruf (benah sughat) :
Penjelasan Cara Penulisan Aksara Lampung
Isi Videonya :
- Perkenalan induk huruf (Kelabai Sughat) 0:53
- Perkenalan anak surat (Benah sughat) 2:56
- Contoh penulisan aksara menggunakan anak surat dan tanda mati (nengen) 4:34 - 6:53
Tolong diperhatikan dengan baik pada contoh penulisan aksaranya, dari menit ke 4:34 sampai 7:38.
Di menit ke 6:55 sampai 7:17, itu cara penulisan aksara untuk kata "PASAR" nya salah ya, penulisan yang benar ada pada penjelasan menit ke 7:18 sampai 7:38
Nah kalian masih ada banyak salah saat menggunakan tanda mati ini.
Kaidah penulisan anak huruf (benah sughat) :
1.
Ada 6 induk huruf yang
tidak boleh diberi tanda mati (nengen), yaitu : Nga, Na, Ha, Ya, Ra, dan Wa.
Kenapa tidak boleh diberi tanda mati nengen? Karena ada anak huruf
(benah sughat) sebagai gantinya.
Selain 6 induk huruf itu boleh diberi tanda mati sesuai kebutuhan
kata,
- Anak huruf : a, i, u, e, o tidak boleh dituliskan bersama
dalam satu induk huruf. Satu induk huruf hanya boleh menampung satu anak
huruf vocal (a, i, u, e, o). Satu induk huruf boleh menampung paling
banyak dua benah sughat, dengan syarat 1 huruf vocal (a, i, u, e, o) dan
satu lagi (tekelubang ang / rejenjung ar/ redatas an / keleniah ah /
tekelingai ai / tekelubang au)
Komentar
Posting Komentar